Kakak :
Sudahlah hapus airmatamu itu
Telah ku baca semua isi
hatimu dari matamu
Sudahlah maafkan aku
Tak ada maksud hatiku
menyakitimu
Namun, jarak dan waktu
membutakanku
Mengubahku yang tak lagi
mengerti kamu
Meski selalu ku dengar
alunan suaramu di benakku
Tiana :
Dalam resahku menanti
Adakah sebuah jawab yang
akan ku dengar tentangmu
Ataukah hari kemarin tak
cukup berarti lagi bagimu
Hingga seakan kau lari
dariku
Kakak :
Tak pernah ku coba tuk
berlari
Aku masih berdiri menanti
disini
Meski kau tak melihat adaku
Namun hatiku memang tak
pernah berubah
Sebab waktu tak mampu
mengubah hatiku
Tiana :
Apakah hanya dusta semua
kata itu?
Apakah aku masih dapat
meyakininya?
Kakak :
Terserah kau apa yang kau
mau
Inilah aku apa adanya
Yang tak sempurna
Yang tak mampu berucap
kata-kata lagi padamu
Tiana :
Sempurnalah penantianmu
Bila kita tak akan pernah
bertemu
Atau memang itu maumu?
Kakak :
Putri, bukan saat ini
Aku mesti kembali
Nantikanlah saat bulan tak
lagi nampak
Sedang bintang masih
berpijar
Aku akan kembali
Tak dapatkah kau bersabar
menungguku
Sebentar lagi saja?
Tiana :
Aku tak lagi akan merantai
kakimu
Akan ku beri kau kebebasanmu
Kaulah yang tentukan
Kapan kau akan kembali
padaku
Aku akan menantimu
Hingga kau kembali nanti
Kakak :
Tunggulah aku disana
Aku akan kembali
Aku pasti kembali untukmu,
tuan putriku
Bersabarlah, sebab tak akan
lama lagi aku akan kembali
RuangRindu,
03082010
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar