Senin, 20 April 2015

The Rain


Lihatlah langit di atas sana, sayang
tahukah kau bahwa ia menangis kini?
Tahukah kau apa yang tengah ia tangisi?
Kepergian awan yang tertiup anginkah?
Bukankah air matanya adalah penjelmaan dari awan itu sendiri?
 Rindukah langit pada awan?

Mengapa kau juga menangis, kekasih?
Apa yang kau tangisi?
Apa yang membuatmu bersedih?
Ataukah itu tangis haru dan bahagiamu?

Hei, setidaknya jawablah aku!

Kau dan diammu itu membingungkanku

Lagi-lagi kau hanya tersenyum
seakan kau jawab aku
tak ada apa-apa....
Semuanya baik-baik saja.....
Dapatkah aku percaya itu?
Percaya pada kata-katamu?

Hei, kekasih.....
Katakan padaku
bagaimana caranya untukku menghapus air matamu?
Untukku membaca isi di hatimu?
Tahukah kau bahwa aku memikirkanmu
Berpikir segala tentangmu
dalam setiap detik waktuku

Hei, kekasih.....
Tersenyumlah lagi.....
Karena hanya senyumanmulah yang mampu
menghapus segala sedih dan dukamu....
Mengantarkan air matamu
pada sebuah kebahagiaan.....

Hei, kekasih
berhentilah merindu
untuk apa kau merindukan seseorang
yang selalu ada dihatimu
meski ia tak selalu ada disisimu
walau ia tak selalu menemani harimu
namun lihatlah bahwa ia ada bersamamu
kemana pun kau pergi.....
Jadi, berhentilah menangis
berhentilah merindu.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untitle

Apa yang kau tahu ketika para dewata agung mengikat jiwa kita? Ketika mereka membuat hati dan jiwa milik kita saling terhubung selalu terh...