dalam rasa yang tiada
puja puji itu terucap tanpa kata
dalam sunyi mencekam
cerita penuh sepi itu terkisah sempurna
dalam kegelapan yang pekat
segala keindahan seakan terlukis sempurna
menghias pekatnya langit
meski hanya punya satu warna
namun cukuplah ia
di sana......
jauh tersembunyi di sudut hati
terlukis luka bersama sukma
ia berdiam
atau terdiam?
dipaksa untuk diam?
namun ia ada
menangis dalam luka yang lara
tersenyum diantara air mata
sudahkah kita mengakui adanya?
sudahkah kita biarkan ia berjalan
berdampingan bersama kita?
Atau mungkin
kita lebih memilih mengingkarinya
itu sungguh lebih mudah
daripada mengakuinya
terlarut bersamanya
Tak inginkah kita tahu dimana muaranya?
Tak inginkah kita berhenti terluka
karena sungguh ia tak pernah melukai kita
kita lah yang sesungguhnya melukai diri kita sendiri
Sudahkah kita ingat itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar