Jika karena sanggup lantas kau menghindar
Lalu untuk apa kau menarikku berjalan kesini?
Aku bertanya!
Tapi lihat dirimu
Terdiam sendiri seperti orang bodoh!
Kalau memang hanya akan berakhir dengan kau pergi
Lalu untuk apa memintaku menunggu
Itu hanya membuang waktuku saja
Pergi saja kemana pun kau suka
Hanya jangan pernah kembali!
Dan jika pun kau kembali
Kau akan menemukan
Bahwa aku tak lagi disana
Aku tak pernah menunggumu
Sebab cintaku itu dia
Bukan kau...
Sebab dia yang menungguku
Bukan dirimu
Sudah mengertikah engkau kini?
Aku diam bukan karena aku cinta kamu
Tapi karena aku menyimpan namanya
Dan aku tak ingin kau tahu
Sebab hanya akan menambah luka untukmu....
Mengertilah....
Bahwa aku ingin kau pergi
Jangan pernah kembali atau mencoba untuk datang lagi
Karena tak akan pernah ada cinta yang ku sisakan untukmu
Aku tak pernah sekalipun cinta kamu
Dia... dan hanya ada dia
Rabu, 24 Februari 2016
Selasa, 23 Februari 2016
Menikmati Syukur Ini
Menikmati setiap jejak langkah yang kau tinggalkan
Menikmati setiap titik terlihat pandangan mata
Menikmati setiap ketiadaan yang mencoba menjadi ada
Menikmati setiap nafas kehidupan yang penuh dengan tanda tanya
Misteri.... Misteri apakah yang tersembunyi
Yang tak mampu terungkap dengan kata - kata
Yang terselimuti kabut tebal menutupi pandangan
Jika kau bertanya aku
Ya, aku disana
Menatap segala kejadian dengan suara tertahan
Meratap dalam sepi bersama kelamnya malam
Berniat menata hari
Meski tak ramah arahku mencari
Tapi aku bertahan untukmu
Demi menuntas waktu dan darmaku
Tak selalu apa yang ku nikmati menuntas sunyi
Tak selamanya apa yang ku temui menggilas benci
Tapi aku tetap mencoba menikmati
Segala berkah yang harusnya tetap ku syukuri....
Mencoba berdiri meski dalam mimpi
Tertatih harus ku jalani sendiri....
Menikmati setiap titik terlihat pandangan mata
Menikmati setiap ketiadaan yang mencoba menjadi ada
Menikmati setiap nafas kehidupan yang penuh dengan tanda tanya
Misteri.... Misteri apakah yang tersembunyi
Yang tak mampu terungkap dengan kata - kata
Yang terselimuti kabut tebal menutupi pandangan
Jika kau bertanya aku
Ya, aku disana
Menatap segala kejadian dengan suara tertahan
Meratap dalam sepi bersama kelamnya malam
Berniat menata hari
Meski tak ramah arahku mencari
Tapi aku bertahan untukmu
Demi menuntas waktu dan darmaku
Tak selalu apa yang ku nikmati menuntas sunyi
Tak selamanya apa yang ku temui menggilas benci
Tapi aku tetap mencoba menikmati
Segala berkah yang harusnya tetap ku syukuri....
Mencoba berdiri meski dalam mimpi
Tertatih harus ku jalani sendiri....
Perjalanan
Mungkin dalam perjalanan waktu
Akan ada luka kita temukan
Akan ada jarak yang tak mampu tuk ditempuh
Apakah lantas kita akan berhenti?
Mungkin tidak
Tapi mungkin saja iya
Tahukah kau
Aral yang ada disepanjang perjalananmu
Adalah pelajaran untuk kehidupan
Pelajaran untuk sebuah kedewasaan
Nikmatilah
Syukurilah
Perjalananmu
Sebab esok tak akan terulang lagi
Berjalan di tempat yang sama
Dengan kisah yang serupa
Nikmatilah
Karena singkat waktu yang kita miliki ini
Sesungguhnya amat berharga
Akan ada luka kita temukan
Akan ada jarak yang tak mampu tuk ditempuh
Apakah lantas kita akan berhenti?
Mungkin tidak
Tapi mungkin saja iya
Tahukah kau
Aral yang ada disepanjang perjalananmu
Adalah pelajaran untuk kehidupan
Pelajaran untuk sebuah kedewasaan
Nikmatilah
Syukurilah
Perjalananmu
Sebab esok tak akan terulang lagi
Berjalan di tempat yang sama
Dengan kisah yang serupa
Nikmatilah
Karena singkat waktu yang kita miliki ini
Sesungguhnya amat berharga
Jumat, 12 Februari 2016
Tarian Kerinduan
Ku nikmati pagi bersama hangatnya kerinduan padamu
Meresapi setiap jengkal tanah
yang basah tersirami tarian air langit
Ku tatap setiap sudut ruang tak terpandang
ada kau tersenyum di setiap sudutnya
namun saat ku tajamkan mata
bayangmu menghilang perlahan dari sana
Apakah hujan yang perlahan menghilang
membawa bayangmu bersamanya?
sedang aku disini masih merindumu
masih hangat kerinduanmu yang datang menghampiriku......
Sedang semua perlahan berubah
meninggalkan bayang yang tak lagi dapat dipeluk
Namun satu yang tak pernah berubah
kerinduan yang telah menjelma wujud bersama keabadian
terus berlagu
terus menari
seakan ingin membawaku turut bersamanya
untuk memupus kerinduan kita
Meresapi setiap jengkal tanah
yang basah tersirami tarian air langit
Ku tatap setiap sudut ruang tak terpandang
ada kau tersenyum di setiap sudutnya
namun saat ku tajamkan mata
bayangmu menghilang perlahan dari sana
Apakah hujan yang perlahan menghilang
membawa bayangmu bersamanya?
sedang aku disini masih merindumu
masih hangat kerinduanmu yang datang menghampiriku......
Sedang semua perlahan berubah
meninggalkan bayang yang tak lagi dapat dipeluk
Namun satu yang tak pernah berubah
kerinduan yang telah menjelma wujud bersama keabadian
terus berlagu
terus menari
seakan ingin membawaku turut bersamanya
untuk memupus kerinduan kita
Selasa, 02 Februari 2016
Pada Lelakiku
Semuanya terjatuh lagi pada satu titik yang sama
Lalu bagaimana harus ku melangkah kini?
Katakanlah padaku, kekasih...
Kau membuatku tak mampu berpaling padamu
Namun semua realita di antara kita
Membuatku harus sejenak menghentikan langkahku
Sekedar menatapmu untuk pastikan arahku
Benarkah kau masih menungguku kekasih?
Atau kau akan bosan pada akhirnya lantas memilih pergi...
Tak akan menyalahkanmu atas apa pun yang kau pilih...
Namun jalanku disini membuatku kian menatapmu
dan hanya tertuju pada dirimu
Satu....
Langganan:
Postingan (Atom)
Untitle
Apa yang kau tahu ketika para dewata agung mengikat jiwa kita? Ketika mereka membuat hati dan jiwa milik kita saling terhubung selalu terh...
-
Senja kian memerah Hadirkan semburat jingga menghias angkasa Sisakan senyuman di langit senja merengkuh impian yang masih tersisa...
-
Cinta itu bagaikan sebuah suara tanpa kata Yang tak terdengar oleh telinga Namun terdengar jelas bagai bisikkan jauh di dalam hati ...