Kamis, 29 Agustus 2013

Menanti Fajar

Menanti fajar pagi datang menjelang
hanya sekedar tuk menghapus sunyi yang mengendap
Ataukah memang fajar tak akan lagi menyapa
Bosankah ia dengan air mata palsu
yang berkali coba dihapus ibu pertiwi

Sedang darah masih setia mengalir
memerahkan sungai lengkap dengan amisnya

Lalu kemana jalan akan mengarah
bila cahaya sekilas padam pun tak terasa
Langit yang sunyi menorehkan satu tinta keterasingan

Dan bila malam nan gelap telah pergi
kemana manusia akan berarah
bila jalan tak berujung masih menanti di depan sana
lengkap dengan duri dan hantu-hantu di sepanjang tepiannya

Kamis, 01 Agustus 2013

Kresna

Tak banyak hal yang dapat dilakukan, jika kau terus diam membisu. Larut dalam sembunyimu, hilang arti kala coba tuk merangkai kata. Sementara waktu terus berlari. Menjauh tanpa mau mengerti. Sesaat mendekat, sesaat menghilang. Adakah tanya disana? Direlung jiwamu yang membutuhkan jawaban?

Mengapa kala malam berganti pagi, embun pagi tak datang menyapa. Mungkinkah ia menyertaimu yang larut dalam dekapan kelam? Tanpa sisakan jejak untuk dicari.

Kemana menghilangnya satu bintang malam yang selalu hadir dalam kesendirian itu? Meski sendiri namun tetap ia pada tugas memperindah langit malam. Bukankah ia pun turut menghilang bersamamu?

Pelangipun kehilangan warnanya tanpamu, Pudar pesonanya, luruh oleh penantian panjang. Kemana pelangi harus mencari warnanya yang hilang dan terbawa olehmu?

Dunia pun kehilangan separuh cahaya mentarinya tanpa hadirmu. Satu sisi dunia seakan sunyi tak bersuara, tanpa suaramu. Satu sisi itu kehilangan tawa dan tangisnya tanpa tawa dan tangismu. Dapatkah kau kembalikan separuh cahaya mentari itu?

Kau pun hanya bisu, tak ada jawab ku dengar mengalun perlahan darimu. Hanya lukisan waktu yang datang bersama semua kenangan tentangmu. Kau yang menantang hidup ini, kau yang menentang perjalanan waktu, kau yang tak pernah lelah tuk mencari arti hidup ini, kau yang selalu bertahan dengan segenap dayamu hanya sekedar untuk hidup dan mencari cintamu. Akar dari segala impianmu.

Sudahkah ia kau temukan kini? Hingga cinta telah membuatmu bisu, kehilangan kata, terbuai pesona keindahannya. Kemana jejak - jejak yang pernah membekas menghilang kini? Kemana langkah kakimu mengarah menggapai tujuanmu?

Jangan hanya diam, karena terkadang alam ingin mendengar suaramu, ingin menyentuh ragamu seperti dahulu, ingin bersamamu lewatkan sedikit waktu tanpa sesal dan airmata, ingin kau bersenandung lagi diiring petikan gitar temani indahnya petang menjelang malam.

Bila hanya sunyi yang kau berikan ke ujung hari? Lalu kemana alam harus menemukan sosokmu yang begitu ia rindukan? Kemana kau lenyap larut dalam persembunyianmu kini?

Untitle

Apa yang kau tahu ketika para dewata agung mengikat jiwa kita? Ketika mereka membuat hati dan jiwa milik kita saling terhubung selalu terh...